
Wacana program makan siang gratis menggunakan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ramai dibahas. Tak hanya menjadi perbincangan DPR dan akademisi, forum guru juga menolak wacana tersebut.
Pakar Pendidikan UM Surabaya, Sri Lestari, turut merespon hal tersebut. Menurut Tari, kebijakan alokasi dana bos untuk program makan siang gratis masih perlu dikaji. Ia menyoroti Dana BOS yang selama ini menjadi penyokong sarana dan prasarana sekolah di seluruh Indonesia. Dana ini digunakan untuk membayar biaya buku hingga gaji guru honorer.
Menurutnya, selama ini dana BOS saja belum cukup untuk memenuhi segala beban anggaran biaya pendidikan.
“Apalagi, jika dana BOS dipotong untuk program makan siang gratis. Justru mengakibatkan gaji guru honorer yang saat ini masih tidak layak menjadi semakin memprihatinkan,” tegas Tari dalam laman UM Surabaya, Kamis (7/3/2024).
Dorong Perencanaan Program Makan Siang Gratis Secara Detail
Sebelum melaksanakan di sekolah-sekolah, ia mendorong agar pemerintah merancang secara detail soal program makan siang gratis ini. Terutama tentang anggaran yang akan diambil. Ia melihat program makan siang gratis untuk anak sekolah merupakan hal yang baik jika outputnya tepat sasaran. Anak-anak sekolah bisa mendapatkan jaminan makan siang yang bergizi dan setara. Tetapi, ia menekankan agar program makan siang gratis tidak membebani APBN pendidikan. Jangan sampai kualitas pendidikan terkena imbasnya.